Penyebab Keteguhan Dalam Beragama (Mendengar Musik dan Fitnah Lainnya)
PENYEBAB KETEGUHAN DALAM BERAGAMA (MENDENGAR MUSIK DAN FITNAH LAINNYA)
Pertanyaan
Apa faktor yang mendatangkan keteguhan dalam beragama? Terutama di sekitar saya banyak sekali fitnah syahwat dan subhat. Setiap kali saya berjalan di jalan, saya mendengar musik. Di rumahku juga. Juga terdengar oleh kita suara musik dari jalan. Dan fitnah yang banyak lainnya. Saya memohon kepada anda mendoakan diriku agar dapat konsisten dan mendapatkan hidayah.
Jawaban
Alhamdulillah.
Sarana yang dapat menyebabkan keteguhan dalam beragama ada dua macam;
Pertama : Sarana yang yang dapat menambah keimanan dan keyakinan, khususnya ketaatan dan amal saleh, sehingga seorang hamba dapat merasakan lezatnya keimanan.
1. Memohon hidayah menuju jalan Allah yang lurus. Seorang muslim setiap kali dalam shalat berdoa dengannya : اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ “Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.”
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitab Al-Kabir, 7135 dari Syaddad bin Aus radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku:
يا شدَّادُ بنُ أوسٍ ! إذا رأيتَ النَّاسَ قد اكتنزوا الذَّهبَ والفضَّةَ؛ فاكنِز هؤلاء الكلماتِ
“Wahai Syaddad bin Aus, kalau anda melihat orang menyimpan emas dan perak, maka kata-kata ini (yaitu dengan membaca),
اللَّهمَّ ! إنِّي أسألُك الثَّباتَ في الأمرِ ، والعزيمةَ على الرُّشدِ ، وأسألُك موجِباتِ رحمتِك ، وعزائمَ مغفرتِك
“Wahai Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada Anda ketetapan (konsisten) dalam masalah (agama) dan keinginan kuat untuk (melakukan) kebaikan. Dan saya memohon kepada Anda keharusan mendapat rahmat-Mu dan kekuatan dalam (menggapai) ampunan-Mu.”
Hadits dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab “As-Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah, no. 3228
2. Konsisten dalam agama Allah Ta’ala dan tidak meremehkan sedikitpun. Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” [Al-An’am/6: 153]
Allah Ta’ala berfirman, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)
Qatadah berkomentar, “Yang dimaksud ‘di dunia’, mereka diteguhkan dengan kebaikan dan beramal saleh, sedangkan ‘di akhirat’ adalah di dalam kubur.” [Tafsir Ibnu Katsir, 4/502]
3. Berpegang teguh dengan sunah.
Dari Irbad bin Sariyah radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ
“Ambillah sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin. Berpegang teguhlah dengannya dan gigit dengan gigi geraham (berpegang kuat). Jauhilah urusan (agama) yang baru. Karena setiap yang baru (dalam agama) itu bid’ah. Dan setiap bid’ah itu sesat.” [HR. abu Daud, no. 4607, dishahihkkan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud]
4. Banyak berzikir kepada Allah Ta’ala
Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata, “Setan senantiasa bersemayam hati anak Bani Adam. Kalau orang tersebut lupa dan lalai, maka dia akan menghembuskan bisikannya. Kalau orang tersebut mengingat Allah (berzikir), maka dia bersembunyi.” [Tafsir Ath-Thabari, 24/709-710]
Kedua : Sarana yang dapat melindungi diri agar tidak terjerumus dalam fitnah.
1. Sabar terhadap perintah Allah.
Diriwayatkan oleh Abu Daud, no. 4341 dari Abu Tsa’labah Al-Khusani radhiallahu ahu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau bersabda:
فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ وَزَادَنِي غَيْرُهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ
“Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari (yang kalian wajib) bersabar, sabar pada saat itu seperti seseorang yang memegang bara api, dan orang yang beramal pada saat itu pahalanya sebanding dengan lima puluh kali amalan orang yang beramal seperti amalnya, ia menambahkan untukku, “seperti amalan selainnya.” Abu Tsa’labah bertanya, “Wahai Rasulullah, seperti pahala lima puluh orang dari mereka!” beliau menjawab: “(Bahkan) seperti pahala lima puluh orang dari kalian.” [Dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab Shahih Abi Daud]
2. Memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi.
Dalam hadits Zaid bin Tsabit radhiallahu anhu dalam Shahih Muslim, no. 2867 sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam suatu hari berkata kepada pada shahabat:
تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
“Berlindunglah kepada Allah dari fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi. Mereka (para shahabat) mengatakan, “Kami berlindung kepada Allah dari fitnah yang Nampak maupun yang tersembunyi.”
3. Merasa diawasi dan dijaga oleh Allah Azza wa Jalla
Diriwayatkan oleh Tirmizi, no. 25516, sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ ، احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
“Jagalah (aturan) Allah, maka Allah akan menjaga anda. Jagalah (aturan)Allah, maka anda akan mendapatkan-Nya di hadap anda.” [Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Tirmizi]
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: ” Kalimat ‘Jagalah (aturan) Allah, maka Allah akan menjaga anda’ menunjukkan bahwa jika seseorang selalu menjaga agama Allah, maka Allah akan menjaganya.
Akan tetapi menjaganya dari apa? Menjaga ajaran Allah dalam tubuhnya, harta, keluarga dan agamanya. Ini yang paling penting, yaitu menyelamatkan anda dari kesesatan. Karena seseorang setiap kali mendapatkan hidayah, maka Allah akan menambahi petunjuk “Dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk, maka mereka akan ditambah hidayah dan diberikan kepadanya ketakwaan.” Adapun jika dia tersesat, kita berlindung kepada Allah (darinya), maka dia akan ditambah kesesatannya. [Syarh Riyadus shalihin, hal. 70]
4. Berteman dengan orang shaleh di kalangan orang mukmin dan tidak berteman dengan mereka yang mendapatkan fitnah.
Telah diriwayatkan oleh Abu Daud, no. 4918 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ يَكُفُّ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَيَحُوطُهُ مِنْ وَرَائِهِ
“Seorang mukmin itu cermin bagi mukmin (lainnya). Seorang mukmin itu saudara mukmin. Menahan kerugiannya dan melindungi, menjaga serta membelanya sesuai dengan kemampuannya.”
Kalimat “Yakuffu ‘alaihi dhay’atahu’ yakni mencegahnya dari kerugian.
Dan kalimat ‘Yahuutu min waroihi’ yakni melindungi dan menjaga serta membelanya sesuai kemampuannya.
Diriwayatkan juga (dari Abu Daud), no. 4833 dari Abu Hurairah radhiallhu anhu sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُر أَحَدُكُم مَنْ يُخَالِل
“Seseorang itu (tergantung kepada) agama teman dekatnya. Maka, hendaknya setiap orang memperhatikan dengan siapa dia berteman dekat.” [Dihasankan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud]
Di antara fakrto terbesar agar dapat konsisten dalam agama dan yang paling bermanfaat adalah tidak mendekati fitnah, dan bersegera membentengi dengan menjauhinya serta sebab-sebab (yang menjurus kesana). Sehingga kondis hati menjadi bersih dan dapat merasakan keimanan. Telah ada dalam hadits Dajjal sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ ، فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يَبْعَثُ بِهِ مِنْ الشُّبُهَاتِ.
“Barangsiapa mendengar (datangnya) Dajjal, maka hendaknya dia menjauhinya. Demi Allah, sesungguhnya seseorang akan mendatanginya dia mengira akan (tetap) beriman. Kemudian ternyata dia mengikutinya dengan syubhat yang dibawanya.” [HR. Abu Daud, 4319, dishahihkan oleh Al-Albany di Shahih Abi Daud]
Kami memohon kepada Allah untuk kami dan saudara-saudara kami untuk senantiasa tetap konsisten dalam agama—Nya, dan terjaga dari fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Wallahu’alam.
Disalin dari islamqa
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/3954-penyebab-keteguhan-dalam-beragama-mendengar-musik-dan-fitnah-lainnya.html